Matie...

Aku telah datang menyerahkan kuntum melati………
Mempersembahkan hidupku………
Untuk mengunjungimu………
Mencium daun – daun bunga putih………
Dengan khidmat dan syahdu………

Jika engkau memaksaku mengikat hatiku untukmu………
Maka engkau harus pula memenjarakanku………
Dan menjadikan hatimu sebagai pengganti hatiku………
Karena aku memerlukan jiwamu untuk senantiasa menyertai perjalananku dalm sakit dan lapar………

Andai aku mampu melukiskan ciumanku pada lembaran - lembaran kertas………
Niscaya engkau akan menggantikan kedua matamu dengan bibir………
Untuk membaca tukisanku………

Selamat berpisah………
Sebentar lagi aku akan mati………
Mungkin mala ini adalah malam terakhir dalam hidupku………
Aku berharap dapat hudup di sisimu………
Untuk menggapai kebahagiaan yang telah ku janjikan………
Dan………
Mewujudkan tanggung jawabku padamu selamanya………
Sampai takdir memisahkan kita………

Jika takdir menentukan aku harus berpisah dengan cahaya matamu………
Maka apa yang akan terjadi padamu ? ………
Aku tidak takut menghadapi kematian………
Tapi aku khawatir kematianku akan membuat dirimu bersedih………

Aku membayangkan………
Betapa besar penderitaan yang akan engkau tanggung setelah kematianku………
Inilah yang membuatku ragu menyongsong kematian………
Semoga Allah menyayangimu………
Wahai pelita hatiku………

Sebentar lagi mataku akan terpejam………
Pandangan mataku yang menjadi cermin jiwaku akan melayang pula………
Tidak ada waktu lagi bagi mataku untuk memandangmu………
Siapa lagi yang akan menjadi cerminmu setelah cahaya mataku tertutup yanah pekuburan ?? ………

Sungguh betapa besar bara cinta yang kupendam dalam jiwa………
Tapi apalah daya tak kuasa kuungkapkan………
Biarlah kupungut harapan yang tersisa………
Dan, ………
Sisa - sisa harapan itu akam kuutarakan semua padamu………
Sebelum sang maut menyapa………

Duhai………
Sang mautpun kini telah datang menjemput………
Jangankan mengungkap rahasia jiwa………
Mengabarkan yang tersisapun aku tak sanggup………
Tak ada daya menghadapi keputusan dan kehendak Allah………

Selamat berpisah………
Selamat berpisah dambaan jiwaku………
Cahaya dari muara cahaya kalbuku………
Selamat berpisah wahai manusia yang paling mulia………
Yang selalu berada di dalam jiwaku………

Sekejappun………
Hatiku tidak akan pernah pergi meninggalkanmu………
Bahkan setelah kematian menjelang………
Aku akan tetap selalu mengingatmu………

Ruhku senantiasa menyertaimu ke manapun engkau pergi………
Kita akan selalu bersama………
Dan………
Tidak akan terpisahkan………
Tangan – tangan mautpun tidak akan mampu menjadi penghalang cinta………
<3 Luph ‘en Luph <3

No comments:

Post a Comment