Wahai Ibu
Saat aku masih menjadi janin
Kau rela menjadikan perutmu sebagai tempat tidurku
Kau rela berkongsi makananmu denganku
Bahkah kau rela berkongsi nafas denganku
...
Sembilan bulan
Bukankah itu waktu yang lama
Dan selama itu pula kau begitu berhati-hati menjagaku
Hingga akhirnya
Aku melihat dunia
Dalam sakit yang kau rasakan saat melahirkanku
Kau dengan tulus menyambutku dengan senyuman
Ibu
Apabila aku beranjak dewasa
Tak sedikit pun ketulusan itu hilang darimu
Kau selalu membimbingku
Saat aku tersalah arah
Maafkan aku ibu
Jika terlalu sibuk dengan duniaku
Jika kebodohanku membuatkanmu menitiskan air mata
Walaupun aku telah dewasa
Aku tak mau kehilangan kasih sayangmu
Ibu
Aku bukan yang terbaik
Tetapi aku selalu berusaha
Untuk menjadi yang terbaik untukmu
Aku ingin kebahagiaan selalu menjadi milikmu
Terima kasih ibu
Saat aku masih menjadi janin
Kau rela menjadikan perutmu sebagai tempat tidurku
Kau rela berkongsi makananmu denganku
Bahkah kau rela berkongsi nafas denganku
...
Sembilan bulan
Bukankah itu waktu yang lama
Dan selama itu pula kau begitu berhati-hati menjagaku
Hingga akhirnya
Aku melihat dunia
Dalam sakit yang kau rasakan saat melahirkanku
Kau dengan tulus menyambutku dengan senyuman
Ibu
Apabila aku beranjak dewasa
Tak sedikit pun ketulusan itu hilang darimu
Kau selalu membimbingku
Saat aku tersalah arah
Maafkan aku ibu
Jika terlalu sibuk dengan duniaku
Jika kebodohanku membuatkanmu menitiskan air mata
Walaupun aku telah dewasa
Aku tak mau kehilangan kasih sayangmu
Ibu
Aku bukan yang terbaik
Tetapi aku selalu berusaha
Untuk menjadi yang terbaik untukmu
Aku ingin kebahagiaan selalu menjadi milikmu
Terima kasih ibu
No comments:
Post a Comment