~✿ Apakah Anda Seorang Pecinta? ✿~


Cinta dan keinginan.
Kata yang singkat namun ketahuilah bahawasanya tanpanya dunia akan sepi dan hampa. Ibnu Qoyyim mengatakan:
“…maka setiap perbuatan dan gerakan di alam semesta ini adalah berasal dari cinta dan keinginan. Kedua hal itulah yang mengawali segala pekerjaan dan gerakan, sebagaimana benci dan ketidaksukaan yang mengawali untuk meninggalkan dan menahan diri dari sesuatu.”
Tak hairan jika ada seseorang yang dengan relanya mengorbankan apa saja demi sesuatu yang dicintainya. Ibnu Qoyyim berkata:
“Cinta menggerakkan seorang pecinta untuk mencari yang dicintainya, dan kecintaannya akan sempurna manakala ia telah mendapatkannya . Maka cinta itulah yang menggerakkan pecinta Arrahman, pecinta Al-Quran, pecinta ilmu dan iman, pecinta materi dan uang, pecinta berhala dan salib, pecinta wanita dan anak-anak, pecinta tanah dan air dan cinta pula yang menggerakkan pecinta saudara-saudaranya.”
Orang yang mencinta akan bergetar hatinya saat yang dicintainya disebutkan namanya. Tentang fenomena para pecinta, Ibnu Qoyyim menyebutkan:
“Kerana itu engkau dapati pecinta wanita dan anak-anak, pecinta nyanyian dan Qur’an syaitan, mereka tidak bergerak hatinya ketika mendengarkan ilmu dan kesaksian iman, juga tidak ketika dibacakan Al-Qur’an. Tetapi saat disebutkan yang dicintainya serta-merta bangkitlah jiwanya, tergeraklah lahir batinnya, kerana rindu dan menikmati yang dicintainya, meski sekadar disebut namanya.”
Sungguh benar sekali apa yang telah dikatakan oleh Ibnu Qoyyim diatas. Dan tak ada yang dapat memahami apa yang telah beliau katakan kecuali orang yang pernah mencintai sesuatu. Jika ada seseorang mengatakan kepada orang yang ada dihadapannya: ”Saya mencintaimu!” apakah orang tersebut percaya begitu saja tanpa bukti yang nyata?
Ibnu Qoyyim menyebutkan ada 20 tanda dan bukti cinta:
Pertama,   pandangan mata, pandangan mata seorang pecinta itu hanya tertuju pada orang yang dicintai
Kedua, malu-malu jika orang yang dicintai memandangnya, maka dari itu didapati seorang pecinta hanya dapat memandang kebawah, kepermukaan tanah, disebabkan rasa segannya terhadap orang yang dicintainya
Ketiga, banyak mengingat orang yang dicintai, membicarakan dan menyebut namanya.
Keempat, tunduk kepada perintah orang yang dicintai dan mendahulukannya daripada kepentingan diri sendiri.
Kelima, bersabar menghadapi gangguan orang yang dicintai, iaitu  bersabar dalam melaksanakan keputusan orang yang dicintai
Keenam, memperhatikan perkataan orang yang dicintai dan mendengarkannya
Ketujuh, mencintai tempat dan rumah sang kekasih
Kelapan, segera menghampiri yang dicintai, kesibukan yang lain ditinggalkan dan menyukai apapun jalan yang dapat mendekatkan dirinya dengan orang yang dicintai.
Kesembilan, mencintai apapun yang dicintai sang kekasih
Kesepuluh, jalan yang terasa pendek – padahal panjang- saat mengunjungi sang kekasih
Kesebelas, salah tingkah jika sedang mengunjungi orang yang dicintai atau sedang dikunjungi orang yang dicintai
Keduabelas, kaget dan gemetar tatkala berhadapan dengan orang yang dicintai atau tatkala mendengar namanya disebut.
Ketigabelas, cemburu kepada orang yang dicintai, cemburunya akan bangkit jika kekasihnya dikhianati dan dirampas haknya.
Keempatbelas, berkorban apa saja untuk mendapatkan keredhaan orang yang dicintai
Kelimabelas, menyenangi apa pun yang membuat senang orang yang dicintai
Keenambelas, suka menyendiri.
Ketujuhbelas, tunduk dan patuh kepada orang yang dicintai
Kelapanbelas, helaan nafas yang panjang dan kerap.
Kesembilanbelas, menghindari hal-hal yang merenggangkan hubungan dengan yang dicintai dan membuatnya marah
Keduapuluh, adanya persamaan antara orang yang mencintai dan yang dicintai
Jika tanda dan bukti cinta itu telah ada maka yang perlu dipertanyakan ditujukan untuk siapakah perasaan cinta itu ? Ibnu Qoyyim menjelaskan setelah menjelaskan fenomena orang –orang yang mencinta :
”Semua kecintaan tersebut adalah batil kecuali kecintaan kepada Allah dan kepada rasul, kitab, agama dan para kekasihNya.”

Jika sesorang mengatakan: ” Saya mencintai Allah dan Rasulnya !” namun anehnya dia malah melakukan perbuatan-perbuatan yang membuat marah Allah ‘azza wa jalla maka patut dipertanyakan padanya bagaimana kesungguhan cintanya kepadaNya.
Allah berfirman yang ertinnya: “Katakanlah, ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikuti aku, nescaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ (Ali imran :31)
Sumber bacaan :
Raudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaqin (terjemahan) Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah, pustaka Al Kautsar Mawaridul Aman Al- Muntaqa min Ighatsatul Lahfan fi Mashayidisy Syaithan (terjemahan), Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah editor syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, Darul Falah

No comments:

Post a Comment